Sabtu, 11 Juni 2016

MT RINJANI



Selain keindahannya yang memukau mata, Gunung Rinjani ternyata juga masih merupakan gunung api yang aktif. Di masa lampau, gunung ini mencapai ketinggian kurang lebih 5000 mdpl.
Letaknya pun di sebelah barat Gunung Rinjani yg sekarang. Akibat letusan yang dahsyat di kala itu, maka tubuh gunung itu pun kemudian runtuh dan hanya menyisakan kaldera Segara Anak.


"Setelah itu diikuti dengan pembentukan gunung api yang baru di sana," kata Budi Karya kepada detikcom, Jumat (6/5).
"Gunung Rinjani tua yg dulu berumur 1 juta tahun. Kemudian terjadi letusan dan kemudian gunung tersebut hilang. Baru sekitar 14 ribu tahun berikutnya terbentuklah kaldera," lanjutnya.
Kaldera di Gunung Rinjani ini berbentuk lonjong dgn ukuran kurang lebih 4.800 x 3.500 meter. Di dalamnya ada danau yang berbentuk bulan sabit di ketinggian kurang lebih 2008 meter dpl.
"Ukurannya kurang lebih 2.800 x 2.400 meter dengan kedalaman mencapai kurang lebih 230 meter," ucap Budi Karya.
Kemudian danau yang berbentuk bulan sabit tersebut mempunyai luas 11 juta meter persegi dengan volume air kurang lebih 1.375 meter kubik. Itulah danau yang kemudian dinamakan Danau Segara Anak.
Di tengah kaldera tersebut juga terdapat dua buah kerucut gunung api aktif. Yaitu Gunung Barujari yang tingginya kurang lebih 2.376 meter dan Gunung Rombongan yang tingginya 2.110 meter.
"Gunung Barujari ini terakhir meletus Juni 1994 sama dengan letusnya Gunung Rombongan. Gunung Rinjani termasuk gunung api aktif tipe B yang berbentuk strato tumbuh di tepi timur kaldera," jelasnya.
Menurut catatan sejarah, Gunung Rinjani telah meletus sebanyak 9 kali. Yaitu di tahun 1884, 1901, 1906, 1909, 1915, 1944, 1966, 1988, dan terakhir 1994.
Pd letusan terakhir itu, tepatnya di Gunung Barujari di Juni 1994, menghasilkan hujan abu, penurunan muka air dalam kurang lebih sebanyak 4 meter. Juga menghasilkan aliran lava, dan menaikan suhu air dari 18 derajat celcius menjadi 40 derajat celcius selama 3 bulan.
"Akibat hujan lebat di bagian puncak, timbunan abu dan pasirnya telah menimbulkan banjir lahar sepanjang Sungai Tanggik dan menelan korban kurang lebih sebanyak 31 orang meninggal, 7 orang luka berat, kerusakan lahan pertanian, dan bendung serta pendangkalan pada saluran irigasi," tambah Budi Karya.

Sumber Informasi : detik.com
Pewarta : Yudhistira Amran Saleh


Tidak ada komentar:

Posting Komentar